Iklan Pilihan

Thursday, July 10, 2008

Mitos No. 3: Mempunyai pasangan akan membuatku bahagia

'Aku Tak Bisa Puas'

http://ahliremaja.blogspot.com/

Berada dalam hubungan yang stabil dan saling mencintai tidak diragukan lagi adalah pengalaman membahagiakan, tetapi itu tidak berarti Anda hanya dapat bahagia dengan cara menjalin hubungan dengan seseorang. Atau itu juga tidak berarti hanya dengan berhubungan dengan seseorang - atau bahkan mempunyai hubungan yang stabil dan saling mencintai dengan seseorang - otomatis akan cukup untuk membahagiakan Anda. Sebagian besar kita menemukan kebahagiaan melalui gabungan banyak hal berbeda: pekerjaan kita, hobi, prestasi, minat, teman - teman, keluarga, kepercayaan.

Bunda Teresa mencurahkan hidupnya membantu orang - orang miskin di daerah kumuh di Kalkuta. Menurut standar siapapun ia adalah seorang wanita yang sangat sukses dan bahagia. Bahkan tidak berlebihan menyebutnya sebagai orang suci. Meski begitu ia tidak pernah punya pasangan (bagi seorang biarawati itu melanggar aturan!). Sebaliknya, ia menemukan kebahagiaan sebagai konsekuensi dari keputusannya untuk tidak mempunyai pasangan. Ia tidak akan pernah mencapai separuh dari pencapaian hidupnya seandainya ia selalu harus sampai di rumah jam lima untuk menyiapkan teh bagi suami Bunda Teresa. Jadi, tidaklah benar jika ada yang berpikir bahwa Anda yang tidak mempunyai pasangan atau tidak berpacaran dengan seseorang - siapapun itu - berarti Anda tidak akan puas atau bahagia.

Pada kenyataannya ada ribuan orang yang cukup bahagia menjadi 'muda, bebas dan lajang'. Atau bahkan tua, bebas dan lajang pun bisa bahagia. Dan ada ribuan orang lagi yang menyesal telah menggantungkan harapan mereka akan kebahagiaan pada sebuah hubungan. Trevor Chambers, seorang Australia dengan tinggi 190 cm dan jenggot hitam panjang yang bisa membuat Chewbacca malu, suatu saat pernah membuat takut orang - orang yang berbelanja di pusat perbelanjaan Melbourne dengan memakai kerudung pengantin beserta tiara plastik murahan warna merah muda dan berkeliling kesana kemari sambil membawa plakat bertuliskan, "Seks bukan obat untuk kehamilan". Bahkan yang lebih mengejutkan daripada pemandangan karpet bulu berjalan dalam pakaian pengantin itu adalah reaksi yang diterimanya - banyak pria dan wanita secara bergantian, mendatanginya dan mengatakan, "Anda benar sekali. Saya pikir pasangan saya akan memberi semua yang saya butuhkan, tetapi ternyata tidak."

Hal penting yang harus disadari para pengunjung pusat perbelanjaan itu adalah bahwa masalah mereka yang sebenarnya bukanlah pasangan mereka tetapi harapan mereka yang tidak realistis. Mereka menikah dengan memiliki pengharapan bahwa pernikahan akan membuat semua masalah dan kesepian mereka hilang. Tetapi kenyataannya periode kesepian dan rasa terkungkung itu adalah bagian alami dari kehidupan. Hal itu bisa muncul dalam pernikahan yang terbaik, sebagaimana itu juga dapat muncul dalam kehidupan para lajang. Bahkan, sangat mungkin hal itu juga muncul dalam pernikahan yang ideal dan tetap tidak membawa kebahagiaan, karena kebahagiaan tidak pernah ditemukan hanya dalam satu hal saja. Hidup ini lebih rumit daripada itu, dan kebahagiaan sejati hanya bisa ditemukan dalam perpaduan banyak hal berbeda. Jika anak Anda meyakini bahwa mempunyai pacar akan membuat mereka bahagia dalam sekejab (dengan atau tanpa seks), mereka akan sangat terkejut.

No comments: