Iklan Pilihan

Thursday, July 10, 2008

Biarkan Tangan Anda yang Bekerja ...

Satu aspek terakhir masturbasi yang perlu diingat adalah segi mental. Masturbasi biasanya memerlukan unsur fantasi seksual. Sensasi fisik saja jarang membawa seseorang mencapai klimaks, yang secara umum adalah tujuan masturbasi. Bahkan lebih jarang lagi ada seseorang yang menemukan rangsangan erotik hanya dengan melihat daftar jadwal perjalanan kereta api atau dari buku telepon. Meskipun sebagaian orang berpendapat pornografi 'hanya untuk sedikit bersenang - senang', hal itu sebenarnya merendahkan para pria maupun wanita. Tentu saja, tidak semua gambar telanjang atau adegan seks di film dan buku - buku adalah pornograsfi. Seperti ditulis di awal, banyak karya seni besar menampilkan klasik tidak bersikap malu - malu jika menyangkut seks. Bahkan Alkitab memuat cukup banyak hubungan seks hingga bisa membuat Anda tersipu -sipu! Perbedaan mendasar antara ketelanjangan atau seksualitas eksplisit dengan pornografi adalah pornografi hanya menekankan pada seks. Pornografi tidak tertarik pada orang-orang yang berhubungan seks atau kisah saat mereka melakukannya. Dalam karya seni dan literatur, seks memerankan satu bagian; dalam pornografi, keseluruhannya hanya tentang seks saja. Cerita, film dan gambar - gambar porno tidak berminat pada karakter, konteks, kasih sayang atau percakapan. Tujuan dari semua itu memang bukan untuk memenangkan hadiah Pulitzer - tujuan satu - satunya adalah untuk membangkitkan gairah Anda!

http://ahliremaja.blogspot.com/

Pornografi merendahkan orang -orang dengan mengubah mereka menjadi objek seks dan bukan sebagai manusia. Saat seorang pria berdiri dengan lidah terjulur, memelototi gambar satu halaman penuh seorang model telanjang yang ' menggoda', apapun yang membuat pria itu terkesan, Anda bisa memastikan bahwa itu bukan kepribadian model itu yaang sebenarnya! Pornografi bekerja dengan cara membangkitkan dorongan seks orang, baik itu melalui kata - kata tertulis atau gambar. Kaum wanita cenderung lebih terangsang oleh suasana dan imajinasi, yang lebih mudah dibangkitkan oleh selembar teks daripada foto - foto. Kaum pria, dilain pihak, cenderung lebih bereaksi terhadap rangsangan visual yang nyata - makin nyata makin baik.

Bahayanya adalah semua itu mendorong kita untuk menganggap orang lain sebagai objek seksual - keberadaan mereka hanya untuk membantu kita mencapai orgasme - bukan sebagai seorang manusia seutuhnya. Pornografi membuat seks menjadi barang dagangan, mendorong kita untuk menganggap diri sebagai konsumen seksual ketimbang pihak yang berperan. Yang menjadi lebih penting bagi kita bukan kebutuhan dan hasrat orang lain, tetapi bagaimana hasrat kita terpenuhi - untuk mendapatkan yang kita inginkan.

Fantasi, tertentu saja, tidak hanya tidak terelakkan; bahkan fantasi itu sehat. Kita semua berfantasi, dan kehidupan seks kita tidak terlepas dari proses ini. Dari penerbit Mills & Boon sampai Milton dan Byron, seluruh dunia literatur bergantung pada kemampuan kita untuk menempatkan diri di posisi orang lain dan menjalani hidup yang berbeda selama beberapa jam. Masalah muncul saat fantasi kita mencegah kita menikmati kenyataan yang sebenarnya, apa yang kita alami dan siapa diri kita. Bahkan saat berhubungan seks dengan pasangan yang kita cintai dan kita anggap menarik, kita tetap bisa mendapati diri kita lebih bergairah pada sesuatu - atau seseorang - yang lain.

Dengan kata lain, meskipun keterlibatan sensasi fisiknya mungkin serupa, tetapi masturbasi dan seks yang baik sebenarnya berlawanan. Masturbasi adalah proyek tunggal, dikerjakan demi kepuasan Anda; sedangkan seks adalah usaha bersama, yang bertujuan memberi kesenangan pada pasangan Anda. Masturbasi terpusat pada diri sendiri sedang seks terpusat pada pasanga. Masturbasi mungkin baik bagi jantung jika dilihat dari segi ilmu kardiovaskular, tetapi menjadi sebuah kegagalan jika menyangkut masalah cinta sejati.

No comments: