Iklan Pilihan

Thursday, July 10, 2008

Sejarah Singkat Seks

Dua abad yang lalu, sebelum Revolusi Perancis, Pierre Choderlos de Laclos menulis sebuah buku berjudul Dangerous Liaisons yang mengguncang dan membuat marah kalangan masyarakat yang budayanya tertutup. Buku itu menceritakan kisah seorang remaja perempuan, yang baru lulus dari sekolah biara, yang pendidikan seksnya lebih berisi apa yang tidak boleh daripada yang boleh. Karena sangat tidak siap menghadapi gairah dan kekuatan perasaan serta hasratnya, ia tidak bisa melihat bagiamana sesuatu yang diajarkan padanya sebagai suatu 'kejahatan yang dibutuhkan' - yang harus dipertahankan demi kebaikan umat manusia, tapi tanpa pernah dinikmati - dapat terasa demikian nikmat. Akibatnya, ia menjadi sasaran empuk seorang bangsawan muda yang merayunya, dan kemudian membuangnya segera setelah ia mendapat yang ia inginkan. Waktu mungkin akan terus berubah tetapi sifat dasar manusia tidak, dan ribuan orang menghadapi maslah yang sama sampai hari ini.

Pemikiran yang mengatakan bahwa seks adalah sesuatu yang tidak boleh kita nikmati sepenuh hati sudah muncul dari sejarah berabad - abad lalu. Sebagian dari akarnya berasal daripemikiran yang pernah secara luas dianut, yaitu bahwa alasan sebenarnya dari hubungan seks adalah untuk meneruskan keturunan. Santo Agustinus - yang sebelum menjadi seorang Kristen adlah pria yang suka main perempuan, beserta doanya yang terkenal, "Tuhan, jadikan aku murni ..... tetapi jangan sekarang!" - bahkan menganggap berhubungan seks dengan alas an selain untuk meneruskan keturunan adalah dosa! Untungnya, gereja dan masyarakat Eropa lainnya sepanjang sejarah tidak siap untuk sampai sejauh itu - kenyataaan yang, ironisnya, sangat berhubungan dengan keberadaan kita saat ini.

Meskipun begitu, kecurigaan bahwa kita tidak boleh benar - benar menikmati seks masih terus ada. Selama abad delapan belas dan sembilan belas, sudah biasa seorang suami dan istri di masyarakat yang berbudaya tertutup tidur di kamar berbeda. Meskipun orang - orang jelas masih tetap sangat tertarik pada seks, hanya sedikit yang benar - benar mengaku menyukainya. "Seks penting untuk menjaga kelangsungan hidup manusia," sepertinya begitu kata mereka, "tetapi itu jorok, dan sebaiknya dilakukan pada malam hari dengan lampu dimatikan!".

Sekitar tahun 1900, Lady Alice Hillingdon meringkas sikap umum yang berkembang di masyarakat ketika ia menyampaikan pernyataannya yang terkenal, "Saya senang sekarang karena (suami saya) Charles mendatangi kamar tidur saya tidak sesering dulu. Sekarang saya masih menjalaninya tapi hanya dua kali semnggu dan saat saya mendengar langkah di luar pintu, saya segera berbaring di tempat tidur, memejamkan mata, merentangkan kaki saya dan memikirkan Inggris. "Jika dunia memihak Lady Hillingdon, ia pasti tidak akan mengatakan hal itu!

Pada tahun 1920-an dan 1930-an, trennya berubah menjadi ' ranjang kembar': dua tempat tidur yang sama ditempatkan berjajar, seringkali ditambah meja kecil diantaranya. Ini mungkin satu kemajuan, tetapi masih belum mewakili gairah yang sebenarnya! Sisi baiknya, anak muda tumbuh dengan mempunyai pemikiran bahwa seks adalah bagian dari masyarakat yang 'sebaiknya dirahasiakan'; sisi buruknya, mereka tumbuh dengan meyakini bahwa seks adalah sesuatu yang harus dijalani daripada dinikmati.

Karena sekarang di mana - mana seks ada dan terbuka, Anda bisa dengan mudah dimaafkan karena menganggap bahwa cara berpikir tersebut hanyalah bagian dari cacat sejarah seperti halnya Lady Hillingdon sendiri. Tetapi yang sebenarnya, cara berpikir seperti itu tidak mati dan hilang. Meskipun cara berpikir seperti itu telah memasuki hampir setiap ruang kehidupan, gambaran yang dikaitkan dengan seks seringkali negatif dan menipu. Seberapa sering adegan seks yang panas di TV atau dibioskop menampilkan suami istri yang saling menyayangi, misalnya? Sebagian besar adegan ranjang suami istri berisi buku - buku, kacamata baca dan piyama flannel, tetapi jarang ada, meskipun hanya sedikit, gairah, kesenangan atau seksualitas positif - semua itu hampir secara khusus disediakan untuk hubungan perselingkuhan yang panas saja.

Jadi sementara seks diarahkan langsung ke ruang keluarga Anda, disiarkan melalui gelombang udara dan dipasang pada papan reklame di jalan - jalan utama, jarang sekali anak Anda melihat seks dicerminkan secara positif dalam konteks hubungan yang stabil dan saling mencintai. Meskipun sebagian besar dari kita ingin agar anak kita menikmati hubungan seksual yang utuh dan bahagia dengan satu orang selamanya - jujur saja, sebagian besar mereka juga menginginkan - nya apa yang mereka pelajari mengenai seks dari masyarakat umumnya sangat jauh dari nilai ideal ini.

Dengan kata lain, tidaklah cukup hanya mengatakan pada anak Anda tentang apa yang tidak boleh mereka lakukan jika menyangkut seks. Jika Anda pun tidak memberi mereka cara pandang yang sangat positif dan sehat mengenai seks dan seksualitas, maka Anda berisiko membiarkan mereka memiliki pengharapan yang sangat rendah atau kemungkinan kesalahan yang sangat tinggi. Jika Anda mempunyai pasangan, jangan takut untuk sedikit bermesraan di depan anak - anak Anda. Asal jangan terlalu berlebihan, bisa -bisa nanti mereka malah muntah. Tetapi hal itu sangat penting untuk membuat mereka memahami bahwa seks dan seksualitas itu sebenarnya baik dan bahwa hasrat seksual tidak akan berhenti pada saat mereka berumur dua puluh satu tahun atau saat mereka mengatakan "saya bersedia!" di upacara pernikahan.

No comments: