Iklan Pilihan

Thursday, July 10, 2008

Kelompok Bersalah

Semua orang dewasa menggunakan kekuasaan atas anak - anak, dan saat mereka makin akrab dan dipercayai, kekuasaan mereka juga makin kuat. Tidak ada yang salah tentang hal ini. Bahkan, itu sehat. Orang tua dan sekolah akan gagal jika tidak mempunyainya - kita bergantung pada kekuasaan dan wewenang yang kita miliki atas anak - anak kita untuk membuat mereka melakukan semuanya, mulai dari menyelesaikan PR, bersikap sopan sampai membersihkan belakang telinga mereka dan menjauhi api yang menyala. Tetapi kekuasaan harus selalu digunakan secara bertanggung jawab. Sebagai orang tua, kita bertanggung jawab untuk memastikan anak - anak kita tumbuh dengan baik agar bisa membuat pilihan - pilihan bijaksana sendiri dalam hidup mereka.

http://ahliremaja.blogspot.com/

Kekerasan seksual - yang menyebabkan seorang anak mengalami apa yang sekarang disebut sebagai 'trauma yang membekas' - melibatkan penggunaan kekuasaan tanpa tanggung jawab. Meskipun melibatkan seks., hal itu sebenarnya adalah tentang penindas tak bermoral yan g menggunakan kekuasaan untuk memuaskan diri mereka sendiri. Mereka mengabiakan tanggung jawab mereka untuk menggunakan kekuasaan ini untuk kebaikan anak. Terkadang hal ini melibatkan tindakan kasar, tetapi kadang juga berbentuk bujukan yang lebih halus. Akibatnya, sebagian orang tua, sebagian besar pelaku dan hampir semua korban mungkin bertanya - tanya siapa yang salah. Apakah korban ikut bersalah? Apakah mereka juga bertanggung jawab atas pelecehan itu?

Jawaban pertanyaan -pertanyaan itu dengna tegas adalah tidak, dengan dua alasan.

Alasan pertama sederhana saja: tidak ada anak berusia di bawah enam belas tahun yang secara hukum berhak memberi persetujuan yang bertanggung jawab mengenai masalah seks, jadi pelecehan tidak mungkin terjadi atas persetujuan mereka. Mengapa secara hukum anak - anak tidak bisa memberikan persetujuan mereka. Karena masyarakat menganggap mereka belum bisa bertanggung jawab secara emosional atau mental, atau belum cukup dewasa untuk membuat keputusan semacam itu. Karena itu, beban tanggung jawab berada ditangan orang dewasa. Dengan kata lain, saat seorang dewasa melecehkan seorang anak, mereka sendirilah yang bertanggung jawab. Secara hukum dan moral, anak sama sekali tidak bisa disalahkan.

Setelah menjalani terapi berbulan - bulan, Paul - seorang pria yang melakukan kekerasan seksual terhadap putrinya sendiri masih mencoba mencari pembenaran atas tindakannya, baik kepada istri maupun ahli terapinya. " Cindy berlari -lari dengan hanya memakai handuk, " katanya menjelaskan, "ia menggodaku, kau tahu sendiri bagaimana ia melakukannya." Hampir putus asa, ia menambahkan, " Aku bukan satu - satunya yang harus disalahkan atas kejadian itu."

"Tapi Paul, "jawab istrinya, "Cindy ' kan baru tujuh tahun!"

Alasan kedua lebih rumit: anak - anak biasanya sangat ingin menyenangkan orang dan sangat mudah dipengaruhi. Hal ini memberi orang dewasa suatu kekuasaan besar atas diri mereka. Sekali lagi, hal tersebut tidak jelek - kita menggunakannya untuk mengajari mereka mana yang baik dan yang buruk, membuat anak mampu membuat pilihan yang baik dikemudian hari. Tetapi dalam kasus kekerasan seksual, kekuasaan ini disalahgunakan: keinginan seorang anak untuk menyenangkan orang dibajak dan dimanfaatkan demi keuntungan pribadi orang lain.
Saat Billy yang berusia sepuluh tahun menginap dirumah bibinya selama beberapa hari, ia tidak bisa menahan kegembiraannya. Ia mencintai bibnya, dan mereka selalu akrab bersama. Tetapi pada malam pertama, ia tidak menyelimutinya agar tidur tetapi malah membuka kancing piyamanya. Dibalik kata - katanya yang lembut, Billy tahu cara bibinya menyentuh dirinya itu salah, dan sangat ingin agar ia berhenti melakukannya. Disaat yang sama, ia mencintai bibinya dan tidakingin mengecewakanny. Ia takut jika ia menolak, ia akan berhenti mencintainya. Akhirnya, Billy 'membiarkan'dia melakukan pelecehan pada dirinya hanya karena ia tidak tahu bagaimana cara menghentikan tanpa kehilangan cintany. Kerinduan untuk diterima dan keinginannya menyenangkan orang lain - keduanya sifat alami anak - anak - menentang Billy karena, dan hanya karena, kedua sifat itu dimanfaatkan bibinya untuk kepentingannya sendiri. Bagaimanapun juga Billy tidak bisa disalahkan atas pelecehan itu. Bibinya yang harus disalahkan.

No comments: