Iklan Pilihan

Thursday, July 10, 2008

Pada Suatu Hari ...

Kekerasan itu bisa mencakup mulai dari memegang alat kelamin seorang anak atau bagian tubuh lain dengan tujuan menghasilkan rangsangan seksual bagi pelakunya, sampai memasukkan penis atau benda lain ke anus atau vagina seorang anak. Kejahatan itu tidak selalu melibatkan seseorang uyang mencapai orgasme dan tidak harus terkait dengan ketelanjangan. Memaksa seorang anak membaca atau menonton sesuatu yang jelas bersifat seksual juga termasuk dalam bentuk kekerasan tersebut - hal itu termasuk mengeksploitasi seorang anak untuk kepuasan seksual. Menurut hukum di Inggris, seorang 'anak' didefinisikan sebagai seseorang yang belum mampu memberikan persetujuan yang bertanggung jawab mengenai seks - saat buku ini ditulis, menurut hukum di Inggris itu berarti mereka yang masih di bawah umum 18 tahun (untuk hubungan sejenis antar pria) atau dibawah 16 tahun (untuk hubungan dengan lawan jenis).

http://ahliremaja.blogspot.com/

Berlawanan dengan semua hal yang melatar belakangi kesalah pahaman orang mengenai kekerasan seksual, ada lima fakta yang secara khusus perlu diperhatikan karena biasanya sangat sering terlewatkan.

1. Bahaya terbesar seringkali datang dari orang yang sudah dikenal.
Saat seorang narapidana pelaku paedofil dibebaskan dari penjara dan sedang menuju kampung halaman mereka, penduduk setempat akan segera melakukan protes, khawatir akan keselamatan anak mereka. Tetapi ketakutan terhadap 'ancaman asing' membutakan mereka dari kenyataan bahwa bahaya terbesar bagi keselamatan anak - anak mereka lebih sering datang dari dekat rumah mereka. Dua pertiga dari semua kekerasan seksual dilakukan oleh seseorang yang sudah dikenal dan dipercaya oleh anak. Jauh dari gambaran bahwa pelakunya adalah seorang tua memakai jas hujan, tipikal orang yang melakukan pelecehan terhadap anak - anak adalah orang tua, saudara laki -laki, saudara perempuan, paman, bibi, kakek, atau nenek, teman, pengasuh, guru, pembimbing remaja - seseorang yang posisinya dipercaya untuk mempunyai waktu berdua bersama anak. Tentu saja, sangat penting bagi kita untuk tidak membesar - besarkan hal ini: sebagian besar orang yang dikenal dan dipercaya oleh anak Anda - mungkin semuanya tidak pernah bermimpi untuk melakukan itupada mereka. Tetapi jika anak Anda termasuk satu dari sepuluh yang menjadi korban, kemungkinan hal itu dilakukan oleh sosok dengan gambaran steretip pelaku paedofil.

2. Pelaku kekerasan seksual terhadap anak tampak seperti orang biasa.
Pada tahun 1960, setelah menyelidiki selama lima belas tahun, dinas rahasia Israel menangkap Adolf Eichmann, orang yang bertanggung jawab mengatur pembunuhan enam juta orang Yahudi di masa Holocaust. Persidangannya menjadi berita di seluruh dunia, tetapi yang paling mengejutkan orang adalah bahwa ia sangat tampak seperti orang biasa. Jangan berpikir Anda bisa menebak pelaku pelecehan dari jarak tiga puluh langkah. Masih ada begitu banyak hal mengenai pelaku kekerasan seksual selain tindkannya - dalam hal lain mereka tampak noraml. Sebagian besar orang dewasa yang melakukan kekerasan seksual pada anak - anak menyembunyikan perilaku jahatnya itu begitu rapat seperti halnya mereka menyembunyikan tindak pelecehan itu sendiri. Meskipun banyak dari mereka pernah menjadi korban waktu kecil (meskipun penting ditegaskan bahwa sebagian besar yang pernah menjadi korban tidak lantas berubah menjadi pelaku kekerasan seksual terhadap anak - anak), mereka cenderung terus meyakinkan dirinya sendiri bahwa mereka tidak melakuakn sesuatu yang salah. Bahkan banyak yang berpikir korban mereka sebenarnya menikmati pengalaman tersebut.

3. Baik pria atau wanita bisa menjadi pelaku.
Meskipun kemungkinan anak perempuan mengalami kekerasan seksual adalah dua kali lebih besar dibanding anak laki - laki, diperkirakan antara 80 sampai 96 persen dari semua kekerasan seksual dilakukan laki - laki. Meski begitu, keliru juga jika Anda berpikir bahwa wanita tidak bisa melakukan kekerasan seksual terhadap anak - anak, atau mereka hanya melakukannya pada anak perempuan. Tidak hanya ada sebagian wanita yang menjadi pelaku kekerasan seksual secara langsung, sebagian lain bisa menjadi peserta pasif karena membiarkan terjadinya kekerasan seksual yang dilakukan suami atau pasangan mereka, baik menolak melihat, atau mengakui apa yang sebenarnya terjadi.

4. Banyak pria yang melakukan kekerasan seksual pada anak laki - laki adalah pria heteroseksual, mungkin juga telah menikah.
Seringkali dikatakan bahwa pria yang melakukan kekerasan seksual pada anak laki - laki adalah gay , tetapi nyatanya banyak pelecehan seksual sesama jenis dilakukan oleh orang -orang heteroseksual. (bahkan, seperti arti katanya, gambaran umum pelaku paedofil cenderung lebih tertarik secara seksual pada anak - anak, dan sama sekali bukan pada orang dewasa). Nyatanya, kekerasan seksual lebih terkait dengan kekuasaan, bukan seks. Banyak pelaku yang telah menikah memperlakukan pasangan mereka sama buruknya dengan cara memperlakukan anak - anak benang merahnya terletak pada rasa mabuk kekuasaan yang mereka peroleh dari tindakan itu. Orientasi seksual sebenarnya hampir tidak berperan dalam tindak kekerasan seksual - jenis kelamin korban tidak terlalu penting dibandingkan kerapuhan jiwa mereka, karena kekerasan seksual pada dasarnya adalah suatu bentuk penindasan seksual yang kuat pada yang lemah.

5. Pelecehan seksual adalah rahasia yang dijaga rapat - rapat.
Banyak orang tua menganggap mereka akan tahu jika anaknya mengalami pelecehan - mereka mengenal anak mereka dengan baik sehingga bisa menangkap perubahan apapun dalam perilaku mereka. Tetapi masalahnya semua tanda bahaya 'klasik' - kurang percaya diri, perilaku atau pengetahuan seksual yang tidak semestinya, aktivitas yang kacau, tidak mampu berkonsentrasi, takut didekati, tanda - tanda fisik seperti memar, dll, - bisa merupakan akibat dari banyak hal selain kekerasan seksual. Lebih jauh lagi, karena rasa takut yang bercampur dengan rasa bersalah dan malu, anak Anda kemungkinan besar tidak akan memberi tahu siapapun mengenai hal itu.

No comments: